Escalator

Gemerlap lampu berwarna-warni dan jejak langkah pengunjung yang lalu lalang selalu menjadi penggemarmu. Keberadaanmu itu selalu dinantikan ketika lift  tidak mampu lagi mengajak para pengunjung pindah dari lantai satu ke lantai yang lain. Secercah harapan muncul ketika tidak ada lagi bangunan yang menggunakan anak tangga statis kecuali di lokasi wisata alam. Suara tawa dan canda selalu menghiasi putaran sistem kami. Ada seorang ayah dengan anaknya, seorang ibu dengan anaknya, seorang pria dengan kekasihnya, seorang nenek tua yang dibantu sanak saudara serta cucunya mencoba berdiri diatas kami. Terkadang ada juga sekelompok pelajar dan olahragawan yang bersemangat menginjakkan kakinya dengan tidak memperhatikan batas-batas kewajaran dan keselamatan diri mereka. Memang sih, kami banyak digunakan di bangunan seperti hotel, stadion olahraga, mall, convention hall, gedung perkantoran, stasiun kereta api dan bandara. Pasar dan beberapa bangunan lama tidak lagi menggunakan jasa kami. Pertimbangan struktur bangunan yang menyebabkan tidak menggunakan jasa kami. Jika ingin menggunakan jasa kami, maka bangunan perlu dibangun secara keseluruhan.  

Seiring dengan perkembangan sebuah kota metropolitan, keberadaan kami pada bangunan publik semakin dirasakan manfaatnya. Etalase, lalu lalang pengunjung, manekin, selalu menghiasi sisi samping dari kami di sebuah pusat perbelanjaan. Kecepatan berputar kami sangat stabil sehingga setiap pijakan para pengunjung semakin terasa nyaman. Pada mulanya kami ditemukan pada tahun 1800-an dan masih banyak penemuan dan inovasi dan perkembangan terkait escalator ini. Banyaknya petunjuk atas penggunaan escalator menjadi terabaikan karena hal-hal kecil. Misalnya jangan menginjak garis kuning sering diabaikan karena pengunjung menganggap hal itu sepele. Mulai dari seorang anak terjatuh hingga terjepit, adalah salah satu bentuk abai terhadap aturan dalam menggunakan esecalator. Penggunaan alas kaki yang tidak tepat juga dapat menyebabkan kecelakaan kecil dalam menggunakan escalator.

Hal ini menjadi sebuah concern saya ketika melihat seorang wanita yang menggunakan pakaian muslim yang sar’i menggunakan escalator. Tidak ada yang salah dengan pakaiannya, tetapi gaya santai dan tidak melihat adanya potensi bahaya saat menggunakan escalator-nya menjadi perhatian saya. Saya juga tidak melihat potensi bahaya hingga akhirnya saya melihat hal ini terjadi tepat di depan saya. Entah bagaimana cara berjalannya tetapi ketika berjalan ada bagian pakaiannya itu langsung tersangkut dalam escalator itu. Tiba-tiba seorang ibu di depan saya langsung menahan agar pakaian itu tidak terhisap ke dalam putaran esecalator itu. Dalam sekejap juga saya akhirnya berusaha membantu untuk menarik pakaian yang tersangkut di escalator itu. Saya berusaha membantu karena sikap ibu yang membantu itu sangat spontan menahan lajunya pakaian yang terhisap escalator. Posisi duduk pun dilakoni si ibu yang baik hati. Kami berjibaku menahan pakaian itu dalam hitungan detik hingga terlepas dan sobek dibagian bawah baju muslim itu. Meski selesai semua prahara dalam escalator itu, si ibu dengan pakaian muslim itu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu yang bersusah payah menahan pakaiannya.
          
Kejadian ini membuat saya lebih sadar, dimanapun kita tetap selalu waspada agar tidak membuat orang lain repot dan khawatir. Banyak hal yang memang harus kita pikirkan namun kewaspadaan adalah salah satu cara untuk berikhtiar agar kita bisa melakukan banyak hal baik di dunia yang fana ini. Mari kita selalu aware terhadap bahaya di sekitar kita, salah satunya penggunaan escalator.


Kisah ini dapat juga dilihat pada : 

1 komentar:

  1. Daku bingung deh pak Ru. Ini sudut pandangnya org keberapa ya? Dari kamu, jadi kami, trus akhirnya jadi itu.

    trus ini cerita tentang si escalator apa bahaya disekitar kita ya?

    *komennya pak In

    BalasHapus