R i n d u R i s a u

di sebuah petang di sekitaran embong miring sebelah wetan kota kecil L. di kaki mahameru. dengan jingga yang semakin tua.
aku masih terbang.

ingin sekali aku membacakan sajak yang kubuat siang tadi kepadamu. sajak tentang rimbunan angin. tentang asmaradhana.

kupicingkan mata. mencari-cari. sepertinya kau tak ada di sana.
tapi, siapa tau kau segera lewat. berkerudung putih berumbai-rumbai sambil mengayun. bersepeda.
di tangan kirimu membawa kembang-kembang. semoga kembang itu bertahan pada tangkainya. meski tiada apa (senyum) di antara kita.

lalu tangan lembut daun-daun pohon angsana menyapa kita. sambil membawa cendera mata seharga lima rupiah. yang bernama setya.

dan seketika pipiku merah muda. Dan pandanganmu terpapar di sepanjang garis sungai yang sedang berwarna keemasan. tak terputus. mengalir begitu saja.

dan sebab kita tak perlu kata lagi. maka, tak ada yang bersisa. biarlah rindu menyulut risau.

dan aku kembali terjaga. dikelilingi angin. dengan jingga yang semakin beku. aku masih di sini. masih saja terbang.


dan hei...., tiba tiba saja kau lewat.... dan tersenyum padaku.... Amboi.....

4 komentar:

  1. Mantaaap... sang Pujangga akhirnya mempublikasikan hasil karyanya.
    keren pak Don!

    BalasHapus
  2. klepek-klepek aku bacanya mas... ini super keren

    BalasHapus
  3. sastrawan dari sono nya :) kerennn beungeuutt

    BalasHapus